Selasa, 13 Mei 2014

Farmakologi Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral

Vitamin dan Mineral

Jika kita kekurangan vitamin dan mineral dapat menghambat proses metabolisme seperti mengubah protein, karbonhidrat, atau lemak menjadi Energi. Didalam makanan harus terdapat vitamin dan mineral  agar memberi dampak kecil kekurangan vitamin
Bagi sebagian orang yang mempunyai banyak pantangan atau seperti alergi makanan sehat otomatis tidak akan mendapatkan kecukupan vitamin dan mineral, seperti orang-orang vegetarian akan kekurangan vitamin b12 karna vitamin tersebut hanya terdapat dalam hewan.
Untuk mengantisipasi masalah bagi mereka yang mempunyai pantangan pada makanan bisa memilih Obat alami untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, salah satu multivitamin untuk anak-anak seperti Calcium Chewable  Tablet, multivitamin ini tanpa gula  tapi manis dan harum.
Farmakologi (Antibiotika)posted in uncategories ANTIBIOTIKADefinisi AntibiotikaVuillemin (1889):Antibiotik sebagai senyawa aktif yang dihasilkan MO hidup untuk memusnahkan MO lain untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya.Turpin dan Velu (1957):-       Antibiotik adalah semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis yang memiliki indeks khemoterapi tinggi yang manifestasi aktivitasnya terjadi pada dosis yang sangat rendah secara spesifik melalui inhibisi proses penting pada virus, MO atau bernagai organisme bersel majemuk-       Pada awalnya antibiotik diperoleh secara alamiah, kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan semisintesis dan sintesis.Misal: Struktur dasar penisilin adalah 6-aminopenisilinat (6-APA)Definisi tersebut menempatkan antibiotik sebagai obat khemoterapi.Senyawa antibiotik jg dapat berkhasiat sbg- antivirus (Rifampisin),- antiparasit (Paromomisin)- anti jamur (Griseofulvin, amfoterisin B)Antiseptik  adalah senyawa yang mampu memusnahkan MO atau menghambat pertumbuhannya secara spesifik atau tidak spesifik namun toksisitasnya tidak memungkinkan untuk pemberian sistemik.Harus bisa
  •  diabsorpsi, distribusi,
  • metabolisma dan ekskresi,
  • sanggup menghambat atau memusnahkan MO di berbagai tempat dalam tubuh serta mempunyai toksisitas selektif.
Pengelompokan Antibiotik:* Pendekatan kimia* Pendekatan berdasarkan mekanisme kerja* Pendekatan berdasarkan manfaat dan sasaran kerja* Pendekatan berdasarkan daya kerjaKelompok A.B berdasarkan Mekanisme Kerja:1. A.B yang menginhibisi sintesis atau mengaktivasi enzim yg merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan kemampuan berkembang biak dan sering lisis;( Penisilin, sefalosporin, sikloserin )2. A.B yang bekerja langsung thdp membransel, mempengaruhi permeabilitas shg menimbulkan kebocoran dan kehilangan senyawa intraseluler;(Nistatin, amfoterisin B)3. A.B yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversible; (Kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin)4. A.B yang difiksasi pada subunit Ribosom 30 S menyebabkan timbunan kompleks pemula sintesis protein, salah tafsir kode mRNA, shg produksi polipeptida  abnormal; (Aminoglikosida berdaya bakterisid)5. A.B yang mengganggu metabolisme asam nukleat; (Rifampisin)Kelompok A.B berdasarkan manfaat dan sasaran kerja:1. A.B yang terutama bermanfaat thdp kokusGram + dan basil. Cenderung memiliki     spektrum yang sempit. (Penisilin G, makriloda, basitrasin)2. A.B yang terutama efektif terhadap Basil Aerob Gram –  (Aminoglikosida, Polimiksin )3. A.B yang secara relatif memiliki spektrum luas , bermanfaat terhadap Kokus Gram + dan Basil Gram – (Amoksisilin, Sefalosporin, Tetrasiklin, Kloramfenikol )Kelompok A.B berdasarkan Daya Kerjanya1. A.B bakteriostatik, pada dosis efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri (tetrasiklin,kloramfenikol)2. A.B bakterisidik, pada dosis efektif dapat mematikan bakteri (Penisilin, aminoglikosida, rifampisin)Kelompok A.B berdasarkan kimia:1. ß-Laktam- Kelompok Penisilin: Penisilin G- Kelompok Sefalosporin: Sefalotin2. Aminoglikosida: Streptomisin3. Kloramfenikol: Tiamfenikol4. Kelompok Tetrasiklin: Oksi tetrasiklin5. Makrolida dan antibiotik yang berdekatan: Eritromisin6. Rifamisin: Rifampisin7. Polipeptida Siklik: Polimiksin8. Antibiotik Polien: Amfoterisin B9. Antibiotik Lain: GriseofulvinPRINSIP TERAPI ANTIBIOTIKAPenyalahgunaan A.B secara luas mengandung resiko sbb:
  • Kebanyakan AB menimbulkan efek samping dan reaksi toksik.
  • Hipersensitivitas dapat diinduksi, shg memungkinkan terjadi berbagai reaksi ringan atau gawat pada pemakaian berulang AB tersebut.
  • Flora normal usus sering dimodifikasi sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terjadi superinfeksi
  • Mutan mikroba yang resisten sering terseleksi dari populasi bakteri dan merupakan ancaman bahaya individual atau epidemiologik
  • Status fisiopatologi pasien seringkali menuntut perhatian khusus pada disain terapi dengan antibiotik.
  • Faktor lingkungan seperti diet, terapi lain yang dilaksanakan sejajar ataupun bersama-sama dengan terapi antibiotik merupakan hal-hal yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap terapi antibiotik.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik :
  • Aktivitas antimikroba
  • Efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik.
  • Toksisitas antibiotik.
  • Reaksi karena modifikasi flora alamiah tuan rumah.
  • Penggunaan kombinasi antibiotik.
  • Pola penanganan infeksi.
Efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik ABPemilihan rute pemberian AB harus  memperhatikan faktor-faktor:
  • Konsentrasi obat dalam darah
  • Lokasi infeksi
  • Kegawatan infeksi
  • Jika  infeksi yang mengancam nyawa ; Lebih baik AB diberikan secara parenteral dari pada peroral.
  • Bila absorpsi melalui intra muscular (i.m) meragukan lebih baik pemberian intravena (i.v).
Toksisitas AntibiotikReaksi toksik sebagai akibat penggunaanAB berlangsung melalui 2 mekanisme:
  • Reaksi toksik berkaitan dengan dosis
yang diberikan a.l:- anemia aplastik     – ototoksik
  • Reaksi toksik yang tidak berkaitan  dengan dosis yang digunakan, a.l:
- Alergi,  - idiosinkrasi dan degenerasi sistem organ manusia.Toksisitas karena perubahan pada manusia:
  • Ekskresi yang dimodifikasi karena faktor genetik
•   Defisiensi metabolisme obat
  • Penggunaan obat lain bersama AB.
Misalnya:- Antasida dari garam-garam Ca, Mg, Fe bersama tetrasiklin akan menghambat absorpsi tetrasilin- Pada insufisiensi ginjal atau hati perlu diadakan perubahan dosis untuk mencegah reaksi toksik karena dosis berlebihan- Kloramfenikol bersama barbital, tolbutamid terjadi kompetisi untuk konjugasi di hatiReaksi krn modifikasi flora alamiah manusia
  • Bila suatu flora ditekan karena penggunaan AB, maka organisme lain akan berkembang.
  • Perkembangan flora yang resisten akan lebih berbahaya dari infeksi semula disebutSuperinfeksi
Misalnya :
  • Infeksi fungi yang fatal karena penggunaan AB spektrum luas
  • Kolitis yang fatal karena penggunaan    klindamisin, sefaleksin dan ampisilin.
  • Modifikasi flora pada tuan rumah dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin K shg dapat timbul pendarahan pada pasien yang menggunakan antikoagulan oral.
Kombinasi AntibiotikKombinasi AB bisa bersifat Sinergis,antagonis atau tanpa efek:Kombinasi AB bakteriostatik dan bakterisid sering antagonis.Kombinasi AB bakterisid dan bakterisid mungkin sinergis atau aditifKombinasi Obat dapat dibenarkan bila:* Kombinasi sinergis terhadapmikroorganisme penyebab infeksi* Kombinasi dapat mencegah resistensi pada mikroorganisme* Kombinasi perlu pada awal penanganan infeksi yang sangat mengancam nyawapasien dan penyebab infeksi belum  diketahui* Infeksinya majemukAB berdasarkan daya kerjanyaAB Bakterisida•  Penisilin –penisilin•  Sefalosporin•  Aminoglikosida•  Polimiksin B•  Kolistin•  Vankomisin•  Basitrasin•  Sikloserin•  Heksamin•  RifamisinAB Bakteriostatik
  • Tetrasiklin-tetrasiklin
  • Kloramfenikol
  • Eritromisin
  • Linkomisin
  • Spektinomisin
  • Sulfonamida
  • Trimetoprim
  • Nitrofurantoin

Kegagalan Terapi Antibiotik  Terapi AB dinilai gagal bila tidak berhasil menghilangkan gejala klinik atau infeksi kambuh lagi setelah obat dihentikan.Sebab-sebab kegagalan terapi AB:Salah pilih antibiotik:     * Salah pemberian /penggunaan:Salah pilih terapi AB:
  • AB yang salah sasaran
  • AB diberikan untuk demam tanpa dokumentasi mikroorganisme
  • Menggunakan AB yang tidak aktif in vitro atau tidak mampu mencapai sarang infeksi  in vitro
  • Menggunakan AB yang toksik walaupun ada yang kurang toksik
  • Menggunakan AB yang mahal walaupun tersedia yang murah dan efektif.
Salah pemberian /penggunaan:
  •   Dosis keliru
  •   Rute pemberian tidak memadai
  •   Jangka waktu pemberian tdk cukup
  •   Gagal mengenal kejadian toksik
  •   Tdk memodifikasi dosis
  •   Mengganti AB
  •   Kepatuhan pasien pada dosis tdk tercapai
Resistensi Bakteri Untuk AntibiotikResistensi adalah: ketahanan mikrobaterhadap antibiotika tertentu.*Resistensi AlamiahMikroba tdk peka terhadap AB tertentu karena mikroba secara alamiah tidak dpt diganggu oleh AB tersebut karena tdk ada reseptor yang cocok atau dinding sel mikroba tdk dpt ditembus oleh ABContoh:
  • Antijamur nistatin dan amfoterisin tdk bekerja pada bakteri karena bakteri tidak mempunyai sterol di membrannya.
  • Dinding sel pseudomonas tdk dpt ditembus penisilin G dan nitrofuran
  • Rifampisin tidak dapat menembus membran sel jamur.
*Resistensi kromosomalResistensi kromosomal karena mutasi spontan pada gen kromosom. Kromosom yg termutasi dpt berpindah shg terjadi  populasi yg resisten dan dpt terjadi resistensi silang.-          Resistensi kromosomal primer.Mutasi terjadi sebelum pengobatan-          Resistensi kromosomal sekunder. Mutasi terjadi selama kontak dengan AB*Resistensi ekstrakromosomal
  • Yang berperan adalah faktor R yang terdapat di sitoplasma.
  • Faktor R dapat berpindah dari bakteri satu ke yang lain shg dpt terjadi resistensi silang.
Contoh: Resistensi bakteri thdp kanamisin, streptomisin, gentamisin, sefalosporin, tetrasiklin,kloramfenikol, ampisilin.Dasar biokimia penyebab resitensi:1. Modifikasi enzim pada sasaran2. Reduksi pada aktivitas fisiologi yg pentingpd sasaran3. Diplikasi enzim yang merupakan sasaran4. Pencegahan serangan pada sasaran5. Sintesis enzim oleh bakteri yang mampumenginhibisi ABResistensi karena inaktivasi enzim1. Inaktivasi dengan penguraianContoh: Penisilinase memecahkan cincin b laktam shg bakteri resisten thdp penisilin.2. Inaktivasi enzim dg substitusiContoh: Kloramfenikol dg enzim transaselilase  dari asetilkoenzim-A menjadi inaktif